Niat vs Bisnis

0
2100

Mau berbisnis pun kudu tetap harus berniat, luruskan dahulu niat kita, mantapkan niat kita, sebagaimana seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa, sebelum anda kaya niatkan dulu untuk kaya, maka insyaAllah anda akan kaya, begitupun berbisnis, sebelum berbisnis niatkan berbisnis yang lurus, yang sesuai dengan kaidah-kaidah islam, tidak menggunakan transaksi haram didalam berbisnis, maka insyaAllah bisnis anda akan berkah. Anda masih ingat di zaman Umar Bin Khottab dan Usman Bin Affan bahwa siapa saja yang masuk kedalam berbisnis atau berdagang harus paham dahulu mengenai fiqih jual beli, ibarat kalau mau masuk kerja harus punya ijazah, nah dalam berbisnis juga ada ijazahya yaitu paham betul masalah fiqih jual beli.

Kembali ke Niat tadi, kalau berniat dalam berbisnis tentulah jangan lama lama ya, ntar kelamaan malah gak jadi jadi buka usahanya, betul gak? mikir terlalu lama dan terlalu dalam, akhirnya dihitung secara detail BEP nya sama dia, setelah dihitung, celoteh dia, lo kok rugi, dia pun pusing katanya hehehe, ini kan hebat belum buka usaha saja udah rugi, saya kasih jempol buat anda. ada yang tahu makna BEP, maknanya adalah Buat Eike Pucing (BEP), hehe.

Kalau anda mau masuk dunia bisnis, saya katakan ke anda bahwa ilmu bisnis dengan kehidupan nyata dalam berbisnis sangatlah berbeda, iya sangat jauh berbeda, bisnis lebih cendrung tidak rasional dibandingkan dengan rasionalnya, coba anda praktekkin kalau anda gak percaya. Hampir semua pelaku bisnis mengalami serupa dengan saya yaitu ketidak-rasionalan dalam menentukan untung dan rugi dalam berbisnis. Makanya lihat mengapa durian Ucok begitu dikenal oleh masyarakat Medan, lebih lebih pelancong yang berkunjung ke Medan, pasti kenal betul durian Ucok ini, kuliner yang paling ditunggu oleh para pelancong. Padahal bang Ucok sendiri ketika ditanya kok orang orang begitu mengenalnya, dia sendiri tidak tahu jawabannya. Tidak rasional bukan? Coba tanya para pengusaha, kira kira bulan depan omsetnya berapa, pasti ia tidak tahu jawabannya, karena semua itu tergantung dari penjualan, bisa jadi banyak bisa pula sedikit, tidak menentu, kalau banyak, bisa sangat banyak sekali, kalau rugi yah bisa sangat rugi sekali., tidak rasional bukan.

Oh ya, saya punya grafik trigonometri sin, cos dan tan. Coba perhatikan diatas ini, ada yang masih ingat? Didalam grafik sin dan cos terlihat bahwa terjadi bentuk rasional, tertinggi di sumbu y adalah 1 dan terendah adalah -1. Bentuknya konstan dan stabil begitu terus menerus, terdata dan terbaca, ini yang saya sebut dengan KARYAWAN. Sedangkan grafik tan (gambar II) terlihat tidak rasional, di sumbu y terlihat bahwa tertingginya adalah tidak terhingga, sedangkan terendahnya pun tidak terhingga, ini yang sering saya maknai dengan istilah PENGUSAHA.

Anda sudah paham? Belum, ah gimana nih matematikanya, hehehe. Saya juga dahulu tidak bisa matematika, dari SD nilai matematika saya jauh dibawah rata-rata, namun setelah diasah pada saat SMP ternyata matematika saya jauh mengungguli teman teman saya dikelas. Pun ketika SMA saya terpilih mewakili sekolah untuk olimpiade matematika se-kota Medan, walaupun tidak juara pada saat itu, namun pengalaman tetap no 1 bagi kita jika sudah terlibat didalamnya, yang nilainya pun tidak terhingga.

Aku pingin deh buka usaha, kalau ada yang ngomong gini, maka jawablah sudah sampai mana keinginannya, kalau ia jawab “masih pingin saja sih” artinya jelas ia tidak serius dengan ucapannya barusan, berbeda dengan orang yang berkata, InsyaAllah tahun ini sudah ada usaha roti bakarku di Jogja, maka tanyalah kepadanya, “sudah sampai mana rencanamu ini?” kalau ia jawab “sudah hampir finish, tinggal action saja” artinya jelas, ia serius dengan ucapannya barusan. Tentulah anda sudah tahu siapa yang berniat dan siapa yang hanya berkeinginan, jadi Niat dan Keinginan adalah dua sisi yang tidak bisa disamakan. Kalau sudah ngomong keinginan baik, maka tentulah lebih baik jika diganti niat yang baik. Betul tidak?

Dahulu, konon ada yang berniat Haji, alhamdulillah ia pun pergi berhaji, padahal ia bukanlah orang yang mampu, bukanlah orang yang kaya, lalu kenapa ia bisa menjalankan ibadah haji? Bukankan niat yang kuat, akan dimudahkan oleh Allah segala urusannya. Ia niat untuk pergi haji, bukanlah hanya sekedar keinginan semata, tapi niat yang kuat. Sehingga niat itu bagaikan katalis yang mendorong setiap sel otak di kepalanya agar membayangkan sesuatu yang ia niatkan untuk tercapai, kalau sudah seperti ini, insyaAllah pasti akan terkabul, ia saya ulangi pasti akan terkabul.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here